Tiket Naik 15 Kali Lipat, Berikut Sejarah candi Borobudur

Stupa Candi Borobudur Sc/Wikipedia

Travelnesia.id – Menko Marves Luhut Pandjaitan menetapkan tiket masuk Candi Borobudur sebesar Rp 750 ribu bagi wisatawan domestik .

Tarif tersebut dianggap sangat berat bagi turis yang ingin berkunjung ke situs sejarah tersebut. Secara perhitungan jumlah tersebut naik 15 kali lipat dibandingkan dengan harga tiket saat ini yakni Rp 50 ribu.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono menjelaskan bahwa tiket seharga Rp750 ribu per orang bagi turis lokal hanya untuk menaiki Candi Borobudur/

Sementara harga tiket masuk kawasan candi masih tetap Rp50 ribu per orang untuk wisatawan nusantara.

“Itu kan tiket untuk naik ke candi. Tiket regulernya masih tetap sama untuk wisnus Rp50 ribu, untuk wisman 25 dolar. Hanya tiket untuk ini berlaku cuma sampai pelataran candi saja,” kata Edy dilansir dari Antara.

Terlepas dari itu, tahukah sejarah panjang candi Borobudur yang berada di Kabupaten Magelang ini ?.

Candi ini merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia sekaligus tempat suci bagi umat Buddha.

Dihimpun dari berbagai sumber, Minggu (5/6/2022), Candi Borobudur diperkirakan dibangun pada abad kedelapan sampai sembilan, atau sekitar 800 tahun sebelum Masehi oleh Dinasti Syailendra, penganut Buddha aliran Mahayana.

Mengutip jurnal Pesona Candi Borobudur Sebagai Wisata Budaya Di Jawa Tengah karya Reza Ayu Dewanti, candi ini dibangun untuk memuliakan raja-raja Syailendra (775-850 M) yang telah bersatu kembali dengan dewa yang menjadi asal beliau.

Adapun proses pembangunan memakan waktu hingga ratusan tahun dan baru selesai pada masa kekuasaan Raja Samaratungga, 825 Masehi. Dari skripsi berjudul Relasi Makna Simbol Candi Borobudur Dengan Ajaran Buddha, pembuat candi Borobudur bernama Gunadarma.

Candi ini dibangun dalam lima tahapan. Berdasarkan catatan sejarah, Candi Borobudur melambangkan alam semesta.

Dalam agama Buddha, semesta dibagi menjadi tiga tingkat yaitu kamadhatu (dunia keinginan), rupadhatu (dunia berbentuk) dan arupadhatu (dunia tak terbentuk). Ketiga tingkat ini dibedakan berdasarkan relief-relief candi. Relief ini dibentangkan sepanjang 3 meter.

Terdapat 1.460 pigura yang diselingi bidang-bidang pemisah berjumlah sekitar 1.212 buah.

Di atas deretan pigura terdapat semacam pelipit yang membujur, memanjang sejauh satu setengah kilometer.

Pelipit ini dihias dan membentuk rangkaian bunga teratai. Di bagian tas terdapat hiasan simbar berbentuk segitiga berjumlah 1.476 buah.

Tingkat kamadhatu dan rupadhatu terdapat 1.472 stupa dan 432 arca Buddha yang mengitari seluruh penjuru mata angin.

Pada tingkat terakhir terdapat 72 buah stupa yang melingkari stupa induk di puncak. Dibutuhkan sekitar dua juta potongan batu untuk membangun monumen ini.

Sayang, kemegahan candi ini konon sempat hilang akibat terkubur tanah dan debu vulkanik erupsi Gunung Merapi.

Candi ini pun sempat ditelantarkan sekitar 928 M dan 1006 M. Kala itu Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota Kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur karena erupsi gunung berapi.

Perpindahan ibu kota itu lantas membuat Candi Borobudur akhirnya ditinggalkan. Sejarah mencatat, Candi Borobudur ditemukan kembali pada 1814, ketika Indonesia dijajah Inggris.
Penemu candi tersebut adalah Sir Thomas Stanford Raffles ketika berkunjung ke Semarang. Kala itu dia menemukan bebatuan berukir di bukit sekitar Desa Bumisegoro, Keresidenan Magelang.

Bukit itu diyakini sebagai bekas Wihara di Budur yang kemudian diteliti oleh asisten Raffles, insinyur asal Belanda, Christian Cornelius. Theodoor Van Erp adalah orang yang kali pertama melakukan upaya pemugaran ini.

Ia adalah ahli purbakala dan pemugaran yang lahir di Ambon, 26 Maret 1874. Bangunan itu pun berhasil direstorasi pada 1911. Sejarah Candi Borobudur semakin panjang setelah direstorasi yang memakan biaya besar.

Pemugaran kedua berjalan sekitar 10 tahun. Dimulai dari 10 Agustus 1973, proyek kolosal ini secara resmi berakhir pada 23 Februari 1983.

Pemugaran kedua ini telah menyelesaikan pembongkaran lantai Rupadhatu, pembersihan, dan pengawetan batuan candi.

Mengutip dari jurnal Pengaruh Taman Wisata Candi Borobudur Terhadap Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupaten Magelang 1980-1997, bangunan candi ini diresmikan sebagai tempat wisata pada 15 Juli 1980. Sampai akhirnya badan PBB, UNESCO, menobatkannya sebagai situs warisan dunia pada 1991.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *