JAWA TENGAH, Travelnesia.id– Pengembangan Sanggar Tari Berbasis Industri Kreatif di Kota Semarang merupakan langkah strategis dalam memanfaatkan potensi seni budaya sebagai bagian dari sektor ekonomi kreatif.
Sanggar-sanggar tari di Semarang, yang sebelumnya berfokus pada pelestarian budaya tradisional, kini mulai mengintegrasikan elemen-elemen ekonomi kreatif untuk menciptakan sumber pendapatan dan mendukung keberlanjutan seni budaya lokal.
Diperlukan keterampilan dan pengetahuan yang kuat sebagai modal dalam pengembangan sanggar tari agar dapat tetap eksis di tengah persaingan industri kreatif. Karya-karya tari yang dihasilkan perlu dikemas dan dipasarkan sebagai produk bernilai ekonomi yang sejalan dengan misi industri kreatif.
Oleh karena itu, fokus dari program pengabdian ini adalah pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan sanggar tari dalam mengolah produksi karya tari yang berorientasi pada industri kreatif, guna mendukung keberlanjutan dan kemandirian seni budaya lokal.
Kegiatan ini dilaksanakan di Sanggar Hapsari, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang dalam bentuk workshop yang bertujuan untuk memberikan wawasan baru dan inspirasi bagi pelatih dan siswa sanggar.
Sestri Indah Pebrianti sebagai ketua pengabdi menyampaikan workshop ini juga bertujuan untuk memperkenalkan berbagai tarian baru, mulai dari tarian tradisional hingga modern, dengan orientasi pada industri kreatif.
Selanjutnya, tim pengabdian memperkenalkan materi tari yang mencakup pengajaran teknik gerak dalam tari, penjelasan latar belakang ide penciptaan tari, serta upaya menemukan formula yang tepat agar karya tari selaras dengan selera masyarakat.
Pada kegiatan pengabdian ini, pelatih dan siswa sanggar mulai mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari dengan mengolah gerak dasar tari Semarangan. Setiap gerakan dasar yang diajarkan tidak hanya dihafalkan, tetapi juga dieksplorasi untuk menemukan potensi variasi dan kombinasi gerak yang dapat digunakan dalam penciptaan tari baru.
Pengabdi dan tim memberikan bimbingan intensif untuk memastikan bahwa setiap peserta memahami cara mengembangkan gerakan berdasarkan prinsip-prinsip ruang, tenaga, dan waktu. Mereka kami ajak untuk mengeksplorasi berbagai dinamika gerakan, seperti perubahan tempo, intensitas tenaga, serta penggunaan ruang secara kreatif.
Peserta juga didorong untuk tidak hanya mengikuti pola gerakan yang telah ada, tetapi juga berani menciptakan inovasi yang sesuai dengan tema atau cerita yang ingin mereka angkat dalam karya tari. Hasil dari pelatihan ini yaitu terbentuknya beberapa gerak tari yang lebih segar dan inovatif, namun tetap berakar pada tradisi.
Para pelatih tari dan siswa di Sanggar Hapsari mulai menunjukkan peningkatan dalam kemampuan mereka mengolah gerak dan menciptakan karya tari yang lebih berorientasi pada industri kreatif.
Tindak lanjut kegiatan ini kami berencana menerapkan strategi baru untuk memastikan bahwa sanggar terus menggunakan produksi tari mereka dalam berbagai kegiatan.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah menata tari baru yang bersumber dari gerak tradisi dengan berorientasi pada konsep industri kreatif, sehingga menghasilkan ciri khas tersendiri.
Karya tari tersebut dirancang kemudian di kenalkan ke publik, selanjutnya mereka dapat memperbaruinya. Dengan cara ini, karya tari mereka tidak akan dianggap karya tari lama.
Dosen Program Studi Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
Ketua Pengabdi: Sestri Indah Pebrianti, S.Pd.M.A
Anggota: Prof. Dr Muhammad Jazuli, M.Hum
Moh. Hasan Bisri S.Sn., M.Sn
Hafid Zuhdan Bahtiar S.Pd., M.Sn
Irfanda Rizki Harmono Sejati S.Sn.,M.A
Alya Happy Salma
Ari Anisha Rachmawati Nyaman