Travelnesia.id – Setidaknya ada 129 lebih orang meninggal dunia pada insiden kericuhan pasca pertandingan atara Arema dan Persibaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (01/10/2022) malam.
Akibat peristiwa ini Presiden Joko Widodo meminta agar liga 1 dihentikan untuk sementara sampai evaluiasi menyeluruh di lakukan
“Saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang saudara-sudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangannya di Istana Kepresidenan Bogor, pada Minggu (2/10).
Stadion Kanjuruhan adalah sebuah stadion sepak bola yang terletak di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia. Stadion ini dapat memuat Kapasitas Hingga 42.449 penonton.
Stadion ini merupakan kandang Arema FC yang bermain di Liga 1 dan Persekam Metro FC yang bermain di Liga 3. Nama stadion ini berasal dari Kerajaan Kanjuruhan, kerajaan bercorak Hindu yang berdiri pada abad ke-6 di wilayah Malang sekarang
Fakta Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang
1. Peresmian Stadion Kanjuruhan oleh Presiden Megawati pada Tahun 2004
Stadion Kanjuruhan dibangun sejak tahun 1997 dengan biaya hingga lebih dari 35 miliar. Pada tanggal 9 Juni 2004, stadion ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri,
Saat pembukaan digelar pertandingan kompetisi Divisi Satu Liga Pertamina tahun 2004, antara Arema Malang melawan PSS Sleman. Pertandingan berakhir untuk kemenangan Arema 1–0.
Pada tahun 2010, dilakukan renovasi sebagai syarat mengikuti Liga Champions AFC 2011 dengan menambah daya pada pencahayaan pada stadion tersebut
2. Tribun Penonton Berkapasitas 4.000 dan Dilengkapi Sejumlah Fasilitas
Stadion Kanjuruhan memiliki lapangan sepak bola berstandar nasional yang dilengkapi lintasan atletik. Stadion ini dilengkapi dengan 28 unit toilet di tribun dan 18 unit di gedung stadion.
Serta memiliki sistem lampu sorot berdaya 320 kilowatt dan kuat penerangan rata-rata sebesar 1.200 lux atau sesuai dengan standar Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Selain itu Stadion ini memiliki tribun yang berkapasitas mencapai 4.000 orang, yang berada di sekeliling lintasan tepi lapangan dan memiliki pagar pemisah antara tribun dengan lapangan.
Pada awal musim 2014 kapasitasnya bertambah dengan penambahan tribun berdiri. Penambahan tribun otomatis menambah kapasitas penonton stadion, menjadi mencapai 45.000 orang.
Ada pula videotron yang digunakan di stadion ini sebagai papan skor dan penunjuk waktu dalam pertandingan.
Tak hanya di dalam lapangan sepak bola, Stadion Kanjuruhan juga punya fasilitas lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk kolam renang outdoor dan indoor berstandar internasional yang diresmikan pada 2018.
Terdapat pula taman rekreasi keluarga yang mencakup kolam renang anak dengan kedalaman sekitar 60 sentimeter, Taman Lalu Lintas yang dapat digunakan sebagai wisata edukasi, serta fasilitas penunjang lain, seperti mushala dan ruang konferensi pers.
3. Memiliki Ikon Patung SInga Bermahkota
Baru-baru ini Stadion Kanjuruhan membuat ikon baru berupa patung singa bermahkota yang terletak pada depan pintu masuk stadion.
Patung tersebut dibuat oleh seorang seniman patung yang berasal dari Yogyakarta, yaitu Timbul Raharjo. Ikon Singa, menjadi representasi untuk tim Arema, diwujudkan dalam patung singa kubisme.
“Arema kan identik dengan singa. Jadi ini diwujudkan dalam satu patung singa kubisme. Kubisme itu tidak realis, jadi kotak-kotak gitu bentuknya. Itu awalnya dari Aremania yang pesan dan deal dua bulan lalu,” ujar Timbul Rahardjo, Senin (01/08/2022).
Patung tersebut dibuat dari bahan alumunium yang dikombinasikan dengan keramik untuk penyangganya dan memiliki total berat 2,5 ton.
Pengerjaan patung ini menelan sekitar Rp 500 juta itu dibantu oleh 30 orang seniman, yang semuanya dikerjakan di Yogyakarta. Patung ini pun menjadi ikon baru yang kerap dijadikan latar berfoto bagi para pendukung yang datang, terutama para Aremania yang akan mendukung tim kesayangan berlaga di kandang.
4. Saksi dari Perjalanan Tim Arema
Sejak menempati Stadion Kanjuruhan, Arema mengalami pasang surut sebagai klub sepak bola indonesia. Misalnya, Pada 2005 dan 2006 Stadion ini menjadi saksi Singo Edan meraih juara Copa Indonesia.
Di stadion yang sama, Aremania juga pernah dianugerahi predikat The Best Suporter atau Pendukung Terbaik pada ajang Copa Indonesia 2006.
Stadion Kanjuruhan juga menjadi saksi momen penting lainnya, seperti ketika Arema menjadi juara Indonesia Super League 2009-2010.
Meskipun, stadion ini juga menjadi saksi dualisme kompetisi domestik pada 2011, yang menyebabkan beberapa klub, termasuk Arema, juga mengalami dualisme, sehingga membuat bangku stadion sempat terisi hanya sekitar 1.000 saja. Namun lambat laut, Aremania kembali ke Stadion Kanjuruhan.