Travelnesia, Cirebon: Manusia sebagai makhluk sosial, mendambakan percakapan dan koneksi. Ketika kita ingin berkumpul, kita ingin berbicara. Baik itu positif atau negatif, kita mendambakan gosip karena dalam hati, kita suka membandingkan dan merasa lebih baik tentang diri kita sendiri.
Bagi mereka yang merasa tidak aman tentang diri mereka sendiri, merasa superior terhadap orang yang mereka gosipkan. Mengetahui sesuatu yang tidak banyak diketahui orang pasti terasa berkuasa dan itu adalah dorongan ego yang dibutuhkan si penggosip. Mereka yang bergosip juga bisa memiliki kepribadian sadis di mana mereka hanya menemukan kebahagiaan dari kemalangan orang lain.
Kurangnya harga diri ini membuat mereka membagikan informasi tentang orang yang tidak berjalan baik dalam hidup mereka. Dengan melakukannya, mereka memvalidasi bahwa hidup mereka jauh lebih baik.
Dikutip dari mindfull.org, alasan ilmiah mengapa orang kecanduan gosip adalah karena pelepasan serotonin dan dopamin dua hormon yang menciptakan rasa bahagia. Plus, bergosip lebih mudah di otak karena meninggalkan pemikiran rasional dan intelektual serta menempatkan diri di posisi di mana akhirnya tidak lagi peduli tentang fakta dan percaya apa yang di inginkan. Ketika kita menyukai sesuatu yang membuat kita bahagia, ada setiap kemungkinan kita akan melakukannya berulang kali. Tapi ingat ini, meskipun bergosip menciptakan rasa kesenangan, keterikatan, dan solidaritas, semua ini bersifat sementara.
Efek jangka panjang dari gosip dapat menyebabkan kelelahan, kecemasan, dan bahkan depresi ketika mereka merasa bahwa mereka terus-menerus dinilai karena perilaku mereka dan bahwa reputasi mereka semakin buruk. Mereka juga bisa mengembangkan perasaan bersalah karena mengetahui bahwa mereka merugikan orang lain. Masalah kesehatan mental lebih lanjut juga termasuk orang yang mendapatkan serangan panik dan gangguan stres pasca-trauma dalam skenario terburuk.
Untuk pertukaran jangka pendek, kamu merusak kesehatan mentalmu jangka panjang. Jadi bagaimana kamu memutus siklus ini? Lakukan dengan fokus pada hal positif, membangun komunikasi yang sehat dan mengembangkan rasa empati. Gosip juga bisa positif, seperti berbagi berita tentang pencapaian seseorang bisa memotivasi kamu untuk mencapai tujuanmu dan memberi kepercayaan diri dan harga diri dorongan yang sangat dibutuhkan. Pergeseran perspektif ini akan sangat bermanfaat bagimu.
Sumber : RRI (nnw)