Travelnesia.id – Wonosobo kembali menggelar acara Java Balloon Attraction 2022 yang digelar pada Minggu (4/9). Ribuan masyarakat Wonosobo memadati kawasan Taman Rekreasi Kalianget untuk menyaksikan piluhan balon yang di pamerkan dalam acara ini.
Sebanyak 28 balon udara membentuk aneka formasi daya tarik wisata Wonosobo. Membuat sebuah balon udara diperlukan kekompakan tim yang solid.
Sejak pagi hari lapangan Taman Rekreasi Kalianget sudah dipadati ribuan penonton. Bahkan keramaian pengunjung sempat menimbulkan kemacetan hingga beberapa ratus meter. Namun hal ini tak menyurutkan semangat mereka untuk tetap menyaksikan acara yang dimulai sejak pukul 06.00.
Reaksi Pengunjung Java Balloon Attraction 2022
Salah satunya adalah Tri (45) yang datang dari Kecamatan Leksono. Dia mengaku terkesima dengan atraksi balon udara yang membentuk aneka formasi di acara Java Balloon Attraction ini.
“Event ini bagus untuk rekreasi keluarga, ditambah lagi acaranya gratis hanya bayar Rp2 ribu saja untuk masuk kawasan Taman Rekreasi Kalianget, murah sekali. Semoga Wonosobo makin gayeng,” ucap Tri yang tengah asyik berswa foto, Minggu (4/9).
Begitu juga dengan Monik (30) yang datang bersama kawan sebayanya. Meskipun mengaku datang agak terlambat namun tak mengurangi rasa kagumnya terhadap atraksi puluhan balon udara ini. “Sayang saya datang terlambat, jadi beberapa balon sudah turun. Tapi yang penting masih bisa foto-foto,” ujar Monik yang merupakan warga Kecamatan Wadaslintang ini.
Pada saat yang sama, Kepala Disparbud Agus Wibowo mengatakan, Java Balloon Attraction 2022 kali ini berbeda dengan festival balon udara sebelumnya. Sebanyak 28 balon udara membentuk aneka formasi menyerupai berbagai daya tarik wisata di Wonosobo dengan ketinggian bervariasi.
“Ada yang membentuk formasi Gunung Sindoro itu ketinggian balon ada yang 15 meter, 30 meter dan yang tengah 45 meter. Formasi Telaga Menjer, paling pinggir 45 meter, lalu 30 meter dan 15 meter sehingga terlihat seperti cekungan. Selain itu juga membentuk Gunung Prau masing-masing 15 meter dan 30 meter, serta Waduk Wadaslintang yang ketinggiannya dibuat sejajar,” papar Agus.
Dia memastikan, atraksi balon udara ini aman dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pihaknya telah menentukan batas ketinggian balon udara, yakni 50 meter dan tidak diterbangkan.
“Kami ucap rasa syukur karena semua berjalan lancar, balon tidak ada yang lepas, tidak ada yang terbakar, semuanya ditambatkan. Tadi ada pengawasan dari pihak terkait juga seperti AirNav. Kami harap ini jadi agenda tahunan, dan berikutnya akan dilombakan memperebutkan Piala Gubernur,” imbuh Agus.
Salah satu peserta Java Balloon Attraction dari Desa Kresek, Selomerto menjelaskan, dia beserta 40 rekannya sudah beberapa kali mengikuti ajang serupa. Kali ini mereka merancang balon udara dengan tema wisata Wonosobo.
“Idenya kami berpikir bareng-bareng, tercetuslah untuk menggambarkan wisata di Wonosobo seperti Sikunir, Tugu Bunderan Kidul dan Candi Arjuna. Kami lakukan proses pembuatan sekitar satu bulan,” ucap Irul.
Setelah ide sudah ada, kemudian dilanjutkan dengan membeli bahan yakni kertas pilus. Untuk memuluskan balon udara bisa mengembang dan terbang dengan ditambatkan, butuh waktu selama 15 hingga 30 menit.
Mereka bahkan menghabiskan dana sebesar Rp3 juta dalam tiap pembuatan balon udara.”Menurut kami yang paling penting itu kekompakan tim harus solid. Kalau anggotanya kurang, susah untuk pembuatannya,” imbuh Irul.
Dikatakan Irul, sebelumnya tim mereka juga berhasil memenangkan festival balon udara di Reco dan Wonoland. Selain itu, di daerah tempat tinggalnya juga sudah menjadi sebuah tradisi para warga untuk menciptakan balon udara.
“Sudah turun temurun biasanya kami buat ketika hari raya, dan setiap tahun harus ada ide baru. Semoga tradisi balon udara di Wonosobo atau Java Balloon Attraction ini bisa dikenal hingga tingkat nasional agar kami juga bisa dibawa tur kemana-mana,” tutup Irul. (ang)