YOGYAKARTA, Travelnesia.id – Gunung Merapi kembali mengeluarkan aktivitas kegempaan lagi, dalam sepekan dari pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mulai dari 30 September sampai 6 Oktober sudah mengeluarkan setidaknya enam kali guguran lava.
“Minggu ini guguran lava teramati sebanyak lima kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter dan satu kali ke arah barat (hulu Kali Putih) dengan jarak luncur 800 meter,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso di keterangan resminya, Sabtu (8/10).
Analisis Morfologi Gunung Merapi
Berdasarkan analisis morfologi, kata dia, kubah barat daya dan kubah tengah masih menunjukkan pertumbuhan, tetapi tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan Volume kubah barat daya Merapi terhitung tetap sebesar 1.626.000 meter kubik, sedangkan kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik.
Guguran lawa dan awan panas Merapi dapat berdampak ke tenggara, meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga km) dan Sungai Gendol (sejauh lima km).
Bila saja terjadi letusan eksplosif, Agus bilang lontaran material vulkanik dapat menjangkau daerah radius 3 km dari puncak gunung merapi.
Sedangkan deformasi Merapi yang diamati menggunakan EDM dan GPS pada pekan ini tidak menunjukkan perubahan signifikan.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level 3 atau Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
Masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di lereng Merapi.