Demak – Kemarau panjang mulai berdampak kepada ribuan warga di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Mereka mengalami krisis air bersih. Warga mengharapkan bantuan air bersih dengan meletakkan ember dan jeriken kosong di depan rumah masing-masing.
Jejeran ember, jeriken, dan galon kosong di depan rumah warga menjadi pemandangan sehari-hari di Dukuh Kalitekuk, Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, pada saat musim kemarau panjang kali ini.
Krisis air bersih membuat warga setempat seharian menunggu dermawan dan relawan untuk mendatangkan air bersih.
Salah satu warga, Solikah mengaku sudah lebih dari sepekan warga harus membeli air mineral atau air jeriken untuk minum dan masak. Untuk satu jeriken air bersih, Solikah harus mengeluarkan biaya Rp 5.000.
“Ini enggak ada air. Kami menunggu bantuan air bersih. Sudah seminggu ini parah. Air PAM enggak menganglir, sumur kering,” kata Solikah, Rabu (4/9/2024).
Setelah menunggu seharian, Solikah dan warga lainnya akhirnya bisa tersenyum lega setelah truk tangki air bersih bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak tiba di lokasi. Tanpa dikomando warga langsung menyerbu tangki air bersih.
Sementara itu, Sekretaris Desa Ngaluran Badawi mengatakan tidak turunnya hujan sejak 3 bulan terakhir mengakibatkan sumur warga menjadi payau dan sumber airnya terbatas.
“Air sumur enggak maksimal. Selain itu juga payau, jadi kalau enggak ada bantuan kasihan mas,” terangnya.
Pihak desa menambahkan, pada 2023 silam, Desa Ngaluran mendapatkan bantuan air bersih hingga sebanyak 60 truk tangki. Namun, pada tahun ini musim kemarau lebih parah dibandingkan tahun lalu, sehingga kebutuhan warga akan air bersih diperkirakan akan lebih banyak.